Karenajawaban tentang pertanyaan Berikut ini adalah macam-macam bunyi pantul, kecuali? diambil dari berbagai sumber referensi terpercaya. Selain itu, jawaban atas pertanyaan Berikut ini adalah macam-macam bunyi pantul, kecuali? sebelum dipublikasikan dilakukan verifikasi oleh para tim editor. Manusiaterbagi tiga dalam menyikapi nikmat Allah. Sunday, 16 Ramadhan 1443 / 17 April 2022 Dịch Vụ Hỗ Trợ Vay Tiền Nhanh 1s. Apakah kamu lagi mencari jawaban dari pertanyaan Berikut ini adalah macam-macam nikmat Allah, kecuali? Berikut pilihan jawabannya Pasangan Hidup Zakat Hujan Bumi tempat tinggal Kunci Jawabannya adalah B. Zakat. Dilansir dari Ensiklopedia, Berikut ini adalah macam-macam nikmat Allah, kecualiberikut ini adalah macam-macam nikmat allah, kecuali Zakat. Penjelasan Kenapa jawabanya bukan A. Pasangan Hidup? Nah ini nih masalahnya, setelah saya tadi mencari informasi, ternyata jawaban ini lebih tepat untuk pertanyaan yang lain. Kenapa jawabanya B. Zakat? Hal tersebut sudah tertulis secara jelas pada buku pelajaran, dan juga bisa kamu temukan di internet Kenapa nggak C. Hujan? Kalau kamu mau mendaptkan nilai nol bisa milih jawabannya ini, hehehe. Terus jawaban yang D. Bumi tempat tinggal kenapa salah? Karena menurut saya pribadi jawaban ini sudah keluar dari topik yang ditanyakan. Kesimpulan Jadi disini sudah bisa kamu simpulkan ya, jawaban yang benar adalah B. Zakat. Post Views 29 Read Next March 6, 2022 Pilihlah 1 yang tidak termasuk dalam sel mekanoreseptor adalah? March 6, 2022 Senjata tradisional Rencong berasal dari provinsi? March 6, 2022 Berikut ini buku karya Rifaah Badawi rafi’ at-Tahtawi, kecuali? Kenikmatan yang Allah berikan kepada kita sangatlah banyak, tak bisa terhitung berapa nikmat yang sang Pencipta tersebut di dalam kehidupan adalah suatu kewajiban untuk kita mensyukuri kenikmatan tersebut agar jiwa kita menjadi tenang dan hidup kita akan menjadi banyak cara untuk kita mensyukuri nikmat Allah. Contoh kecilnya adalah saat diberikan kenikmatan harta, maka kita segera bersedekah kepada orang-orang yang kita diberi kesehatan, kita mensyukurinya dengan menjaga agar tubuh tetap sehat dan dari hal-hal yang merugikan tiga macam nikmat yang pantas untuk kita syukuri sebagai Nikmat yang terletak pada diri kita pribadiSang Pencipta memberikan kita mata dan telinga, tangan, dan kaki serta anggota tubuh lainnya. Kita mensyukurinya dengan menggunakan semuanya untuk boleh bagi kita untuk sombong seandainya diberikan wajah yang rupawan maupun cantik. Mata juga dipakai untuk melihat yang baik, telinga hanya mendengarkan yang kita gunakan untuk menuju ketaatan dan itulah sebaik-baik rasa syukur kita terhadap nikmat tersebut karena jika kita menggunakan semua anggota tubuh untuk hal yang sia-sia, maka hati kita tidak tenang, hidup kita akan kacau dan pastinya akan sang Pencipta pasti akan Nikmat yang Diperoleh dari Usaha SendiriNikmat ini berupa harta yang banyak, jabatan, pangkat yang sekarang kita emban, ilmu yang banyak, mobil, rumah dan lain sebagian dari semua apa yang kita usahakan tersebut cara mensyukurinya adalah dengan bersedekah kepada orang-orang yang tidak mampu, anak yatim, maupun sedekah, Allah akan membalas dengan melipatgandakan dari apa yang telah kita sedekahkan. Sudah banyak orang yang merasakan manfaat sedekah dan ganjaran yang diberikan oleh sang Pencipta pun sangatlah semua yang kita hasilkan dari usaha kita untuk jalan kebaikan dan jangan pernah kita salah gunakan. Semua hanya titipan dan akan dipertanggung jawabkan di Nikmat yang Ada di Alam SekitarAllah memberikan kita air, tanah, udara yang segar kepada kita agar kita bisa selalu mengambil manfaat dari semua mensyukuri nikmat ini adalah dengan menjaga kebersihan, menjaga kelestarian hutan maupun kebun. Iya, menggunakan semuanya untuk hal yang bermanfaat dan memikirkan tentang kebesaran sang Pencipta atas penciptaan langit, bumi, dan seisinya bahwa semuanya diciptakan tidaklah sepantasnya untuk kita selalu mensyukuri nikmat yang Allah berikan dan menjaga nikmat tersebut karena suatu saat akan dikembalikan dengan pembahasan singkat ini, kita bisa memahami tentang segala sesuatu memang harus kita bersyukur, maka nikmat itu akan ditambah, sementara hidup kita akan menjadi tenang dan berkah dikarenakan rasa syukur kita beruntunglah orang-orang yang bersyukur! Mungkin ada sebagian di antara kita yang berangan-angan agar besok dapat hidup mewah dan berkecukupan. Memiliki mobil dan rumah mewah serta uang yang banyak sehingga dapat membeli apa saja yang kita inginkan. Kita pun menyangka bahwa kenikmatan itulah yang akan membuat hidup kita senang dan bahagia. Akan tetapi, benarkah demikian? Sama sekali tidak. Bahkan banyak di antara orang-orang kaya yang merasa hidupnya tidak bahagia. Hatinya merasa sempit, tidak tenang, tenteram, dan damai. Lalu apakah nikmat Allah yang hakiki itu, yang akan membuat hidup kita ini bahagia? Nikmat Allah yang HakikiIbnul Qayyim rahimahullah berkata,”Nikmat itu ada dua, nikmat muthlaqoh mutlak dan nikmat muqoyyadah nisbi. Nikmat muthlaqoh adalah nikmat yang mengantarkan kepada kebahagiaan yang abadi, yaitu nikmat Islam dan Sunnah. Nikmat inilah yang diperintahkan oleh Allah kepada kita untuk memintanya dalam doa kita, agar Allah menunjukkan kepada kita jalan orang-orang yang Allah karuniakan nikmat itu padanya.” [1] Dari keterangan singkat Ibnul Qayyim rahimahullah di atas, maka jelaslah bagi kita tentang, ”Apakah nikmat Allah yang hakiki itu?”. Nikmat Allah yang hakiki itu tidak lain dan tidak bukan adalah ketika Allah Ta’ala memberikan hidayah kepada kita sehingga kita dapat mengenal Islam dan Sunnah serta mengamalkannya. Kita dapat mengenal tauhid, kemudian mengamalkannya dan dapat membedakan dari lawannya, yaitu syirik, untuk menjauhinya. Kita dapat mengenal dan mengikuti sunnah-sunnah Rasulullah shallallahu alahi wa sallam, dan dapat membedakan dan menjauhi lawannya, yaitu bid’ah. Kita pun dapat mengenal dan membedakan, mana yang termasuk ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya, dan manakah yang maksiat? Nikmat ini hanya Allah Ta’ala berikan khusus kepada hamba-hamba-Nya yang dicintai-Nya. Dengan nikmat inilah kita dapat meraih surga beserta segala kemewahan di dalamnya. Oleh karena itu, ketika shalat kita selalu berdoa, اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ”Tunjukilah kami jalan yang lurus. Yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka” QS. Al Fatihah [1] 6-7. Bersyukur atas Nikmat Ilmu dan Amal ShalihAllah Ta’ala telah memerintahkan kita untuk bergembira dan berbahagia dengan karunia dan rahmat-Nya yang telah Dia berikan kepada manusia, berupa ilmu dan amal shalih. Allah juga mengabarkan bahwa keduanya itu lebih baik dari apa yang telah kita kumpulkan di dunia ini. Allah Ta’ala berfirman, قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ ”Katakanlah,’Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan’”. QS. Yunus [10] 58 Syaikh Abdurrahman As-Sa’di rahimahullah menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan “karunia Allah” dalam ayat di atas adalah Al Qur’an, yang merupakan nikmat dan karunia Allah yang paling besar serta keutamaan yang Allah berikan kepada hamba-Nya. Sedangkan yang dimaksud dengan “rahmat-Nya” adalah agama dan keimanan. Dan keduanya itu lebih baik dari apa yang kita kumpulkan berupa perhiasan dunia dan kenikmatannya. [2] Di dalam Tafsir Jalalain disebutkan bahwa yang dimaksud dengan “karunia Allah” adalah Islam, sedangkan yang dimaksud dengan “rahmat-Nya” adalah Al-Qur’an. [3] Al-Qur’an dan iman Islam ini tidak lain dan tidak bukan adalah ilmu yang bermanfaat dan amal shalih. Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,”Iman dan Al Qur’an, keduanya adalah ilmu yang bermanfaat dan amal shalih. Keduanya adalah petunjuk dan agama yang benar serta ilmu dan amal yang paling utama.” [4] Ilmu dan amal shalih inilah yang merupakan sumber kebahagiaan hidup kita. Karena kebahagiaan yang hakiki adalah kebahagiaan jiwa, kebahagiaan ruh dan hati. Kebahagiaan itu tidak lain adalah kebahagiaan ilmu yang bermanfaat dan amal yang shalih. Itulah kebahagiaan abadi dalam seluruh keadaan kita. Kebahagiaan ilmu-lah yang akan menemani seorang hamba dalam seluruh perjalanan hidupnya di tiga negeri, yaitu negeri dunia, negeri barzakh alam kubur, dan negeri akhirat. Jalan Menuju KenikmatanKenikmatan yang hakiki sebagaimana penjelasan di atas tidaklah mungkin kita raih kecuali dengan bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu syar’i ilmu agama. Hanya dengan menuntut ilmu syar’i kita dapat mengenal Islam ini dengan benar kemudian dapat mengamalkannya. Tidak mungkin kita dapat mengenal mana yang tauhid dan mana yang syirik, mana yang sunnah dan mana yang bid’ah atau mana yang taat dan mana yang maksiat kecuali dengan menuntut ilmu syar’i. Karena pada asalnya, manusia dilahirkan dalam keadaan bodoh dan tidak mengerti apa-apa. Allah Ta’ala berfirman, وَاللَّهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ ”Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun. Dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati agar kamu bersyukur”. QS. An-Nahl [16] 78 Tidak ada cara lain untuk mengangkat kebodohan ini dari dalam diri kita kecuali dengan bersungguh-sungguh menuntut ilmu. Karena ilmu tidak akan pernah mendatangi kita, namun kita-lah yang harus mencari dan mendatanginya. Oleh karena itu, Imam Ahmad rahimahullah berkata, ”Tidak ada suatu amal pun yang sebanding dengan ilmu bagi orang yang benar niatnya”. Orang-orang pun bertanya,”Bagaimana niat yang benar itu?”. Imam Ahmad rahimahullah menjawab,”Seseorang berniat untuk mengangkat kebodohan dari dirinya dan dari selainnya.” [5] Ketika Allah memberikan hidayah kepada kita untuk bersemangat dan konsisten dalam menuntut ilmu syar’i dengan rajin membaca buku agama atau kitab-kitab para ulama atau rajin menghadiri majelis-majelis ilmu pengajian di masjid-masjid atau pun di tempat lainnya, maka ini adalah tanda bahwa Allah benar-benar menghendaki kebaikan untuk kita. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ “Barangsiapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah maka Allah akan memahamkan dia dalam urusan agamanya.” [6] Nikmat Harta = Nikmat yang NisbiDan sebaliknya, perlu kita ketahui bersama bahwa nikmat harta yang Allah Ta’ala berikan kepada kita bukanlah tanda bahwa Allah Ta’ala mencintai kita. Karena nikmat berupa harta tersebut juga Allah Ta’ala berikan kepada hamba-hambaNya yang musyrik dan kafir. Bahkan bisa jadi orang-orang kafir itu lebih banyak hartanya daripada kita. Oleh karena itu, Ibnul Qayyim rahimahullah menyebut nikmat harta ini sebagai suatu kenikmatan yang sifatnya nisbi semata, tidak mutlak. Demikian pula nikmat-nikmat lain seperti badan yang sehat, kedudukan yang tinggi di dunia, banyaknya anak dan istri yang cantik. [7] Bahkan bisa jadi kenikmatan berupa harta ini adalah bentuk istidroj tipuan atau hukuman dari Allah sehingga manusia semakin tersesat dan semakin menjauh dari jalan-Nya yang lurus. Atau bisa jadi merupakan bentuk ujian dari Allah kepada manusia. Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,”Ketika nikmat yang sifatnya nisbi merupakan suatu bentuk istidroj bagi orang kafir yang dapat menjerumuskannya ke dalam hukuman dan adzab, maka nikmat itu seolah-olah bukanlah suatu kenikmatan. Nikmat itu justru merupakan ujian sebagaimana istilah yang Allah berikan di dalam kitab-Nya. Allah Ta’ala berfirman, فَأَمَّا الْإِنْسَانُ إِذَا مَا ابْتَلَاهُ رَبُّهُ فَأَكْرَمَهُ وَنَعَّمَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَكْرَمَنِ 15 وَأَمَّا إِذَا مَا ابْتَلَاهُ فَقَدَرَ عَلَيْهِ رِزْقَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَهَانَنِ 16 كَلَّا ’Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia berkata,’Tuhanku telah memuliakanku’. Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rizkinya, maka dia berkata,’Tuhanku menghinakanku’. Sekali-kali tidak!’ QS. Al Fajr [89] 15-17 Maksudnya, tidaklah setiap yang dimuliakan dan diberi nikmat oleh Allah di dunia berarti Allah benar-benar memberikan nikmat kepadanya. Bisa jadi hal itu merupakan ujian dan cobaan dari Allah bagi manusia. Dan tidaklah setiap yang Allah sempitkan rizkinya, dengan memberinya rizki sekadar kebutuhannya dan tidak dilebihkan, berarti Allah menghinakannya. Tetapi Allah menguji hambaNya dengan kenikmatan sebagaimana Allah juga menguji hambaNya dengan kesulitan.” [8] Oleh karena itu, marilah kita meng-introspeksi diri kita masing-masing. Setiap hari kita banyak berbuat maksiat dan kedurhakaan kepada Allah Ta’ala dan Rasul-Nya, namun sedikit sekali kita melakukan amal shalih. Akan tetapi, Allah Ta’ala justru membuka lebar-lebar pintu rizki kita sehingga kita dapat hidup berkecukupan. Saudaraku, tidakkah kita khawatir bahwa ini adalah bentuk istidroj tipuan dari Allah Ta’ala sehingga kita semakin durhaka kepada-Nya dengan harta yang kita miliki? Atau tidakkah kita khawatir bahwa ini adalah ujian dari Allah kepada kita, sehingga Allah mengetahui mana di antara hamba-Nya yang bersyukur dan mana yang kufur? Atau apakah kita justru akan tertipu sehingga kita merasa aman dari adzab Allah dan terus-menerus berbuat maksiat karena menyangka bahwa Allah mencintai kita dengan dilancarkan rizkinya? Wallahul musta’an. *** Selesai disempurnakan di pagi hari, Masjid Nasuha Rotterdam NL, 14 Jumadil Akhir 1436 Yang senantiasa membutuhkan rahmat dan ampunan Rabb-nya, Bismillâhi walhamdulillâhi wash-shalâtu wassalâmu ala rasulillâh, Pembaca yang semoga dirahmati Allah ﷻ. Dalam kehidupan sehari-hari, Allah telah mengaruniakan nikmat yang banyak kepada kita semua. Bahkan, kita sendiri tidak akan mampu menghitung nikmat tersebut karena saking banyaknya. Allah ﷻ berfirman,“Dan Dia telah memberikan kepadamu segala apa yang kamu mohonkan kepada-Nya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh, manusia itu sangat zalim dan sangat mengingkari nikmat Allah.” Ibrahim [14] 34 Segala Nikmat Datangnya dari Allah Subhanahu Wata’ala Segala kenikmatan yang yang mendatangkan kenyamanan dan kebahagiaan, pada asalnya bersumber dari Allah ﷻ. Allah ﷻ berfirman, “Dan segala nikmat yang ada padamu datangnya dari Allah, kemudian apabila kamu ditimpa kesengsaraan, maka kepada-Nyalah kamu meminta pertolongan” [16] 53. Tidak memandang nikmat itu seperti apa bentuknya dan dari manapun asalnya, Allah-lah yang memberikan kepada kita. Sekalipun nikmat itu datang kepada kita melalui tangan hamba Allah lainnya. Tiada yang mampu memberikan rezeki atau kenikmatan melainkan Allah. Allah ﷻ berfirman, “Wahai manusia! Ingatlah akan nikmat Allah kepadamu. Adakah pencipta selain Allah yang dapat memberikan rezeki kepadamu dari langit dan bumi? Tidak ada Tuhan selain Dia; maka mengapa kamu berpaling dari ketauhidan?” Fathir [35] 3 Macam-macam Nikmat Allah Subhanahu Wata’ala Berbicara tentang macam-macam nikmat yang diberikan oleh Allah ﷻ, tentu sangatlah banyak. Nikmat Allah banyak macamnya, ada yang mampu kita sadari dan tidak sedikit juga yang tidak kita sadari. Setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda dalam memaknai nikmat Allah ﷻ. Nikmat Allah ﷻ bukan hanya sebatas uang, kendaraan, rumah mewah, dan harta benda lainnya. Memang itu kita akui sebagai bagian dari bentuk nikmat yang Allah ﷻ berikan. Namun jika kita mengartikan nikmat Allah adalah rezeki berupa harta, maka kita perlu memperluas cara pandang terkait hal ini. Beberapa nikmat terbesar yang Allah ﷻ berikan kepada kita adalah nikmat hidayah Islam dan iman. Allah ﷻ berfirman “…sebenarnya Allah yang melimpahkan nikmat kepadamu dengan menunjukkan kamu kepada keimanan, jika kamu orang yang benar.” Al-Hujurat [49] 16 Allah ﷻ memberikan kesempatan kepada kita untuk merasakan nikmatnya islam dan iman, di saat sebagian manusia berbangga-bangga dengan kekufuran mereka. Allah ﷻ memberikan kita nikmat mengenali dua pedoman hidup yaitu Al-Qur’an dan Sunnah, yang jika kita berpegang teguh dengannya, maka tidak akan tersesat selamanya. Dengan nikmat ini pula-lah menjadi sebab keselamatan kita di akhirat nanti jika senantiasa berpegang teguh dengannya, biidznillah. Allah ﷻ juga memberikan nikmat agung berupa kesehatan dan waktu luang. Meskipun keduanya banyak dilalaikan oleh kebanyakan manusia. Rasulullah ﷺ bersabda, “Dua nikmat, kebanyakan manusia tertipu dengan keduanya, yaitu kesehatan dan waktu luang.” HR. Al-Bukhari Di sisi lain, setiap nafas yang kita hirup dan hembuskan, juga merupakan bagian dari nikmat Allah ﷻ. Mata yang dapat melihat, membedakan bentuk benda, membedakan warna, sungguh termasuk nikmat yang besar. Telinga yang mampu mendengar, dan segala sesuatu yang ada pada diri kita adalah nikmat Allah yang sempurna. Cara Memaknai Nikmat Allah Subhanahu Wata’ala Setelah kita memahami bahwa Allah ﷻ telah memberikan nikmat yang banyak kepada kita, maka apa sikap yang seharusnya kita lakukan? Tentunya kita perlu menunjukkan sikap yang baik pula dalam hal ini. Nikmat yang telah Allah ﷻ berikan, sudah sepatutnya kita sikapi setidaknya dengan dua hal, yaitu mensyukuri nikmat tesebut dan memanfaatkannya dengan baik. Mensyukuri nikmat Allah ﷻ, merupakan sebuah keharusan bagi seorang muslim. Rasa syukur merupakan bagian dari penghambaan kita kepada Allah ﷻ. Bahkan, Allah pun telah menjanjikan sesuatu yang lebih baik ketika kita bersyukur atas nikmat yang diberikan-Nya. Jika kita pandai bersyukur, Allah ﷻ akan menambah nikmat tersebut. Bisa saja dengan hal yang sama, atau dengan sesuatu yang lebih baik. Allah ﷻ berfirman “Dan ingatlah ketika Tuhanmu memaklumkan, Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah nikmat kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari nikmat-Ku, maka pasti azab_Ku sangat berat” [14] 7. Saat kita mendapatkan nikmat dari Allah ﷻ, kita dianjurkan untuk mengucapkan kalimat yang baik atau berdo’a dengan maksud memuji sang pemberi nikmat sekaligus sebagai rasa syukur. Saat bagun tidur, kita dianjurkan membaca do’a karena Allah ﷻ telah menginzinkan kita bangun di pagi hari. Setelah makan, kita membaca do’a karena Allah ﷻ telah memberi nikmat makanan yang mengenyangkan. Serta dalam keadaan lainnya, kita memanjatkan doa sebagai bentuk syukur kita kepada Allah ﷻ. Salah satu kalimat yang diucapkan Rasulullah ﷺ ketika mendapat hal yang disenangi adalah Alhamdulillahilladzii bini’matihi tatimmushshollihat Segala puji bagi Allah, yang dengan nikmatnya kebaikan menjadi sempurna. Sejalan dengan rasa syukur, maka kita juga diharuskan untuk memanfaatkan nikmat Allah ﷻ di jalan yang benar. Contohnya ketika kita diberikan kesehatan dan waktu luang, maka kita habiskan untuk menuntut ilmu dan banyak beramal shalih misalnya. Bukan dihabiskan untuk berfoya-foya dan melakukan sesuatu yang sia-sia. Saat diberi kenikatan harta, maka kita membelanjakannya pada hal yang bermanfaat, serta menyisihkannya untuk zakat, sedekah, dan lainnya. Bukan berbelanja secara boros, ataupun menggunakan untuk hal yang diharamkan oleh Allah ﷻ. Penting bagi kita untuk memanfaatkan nikmat Allah ﷻ dengan sebaik-baiknya. Sebab, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya di akhirat kelak. Allah ﷻ berfirman “Kemudian kamu benar-benar akan ditanya pada hari itu tentang kenikmatan yang megah di dunia itu.” At-Takatsur [102] 8. Apapun yang Allah ﷻ titipkan kepada kita, akan ditanya tentangnya. Baik itu harta, usia, kedudukan, ilmu, kelebihan fisik, dan segala hal tak akan luput. Jika kita pandai dalam memanfaatkan nikmat Allah, insyaAllah kita akan mampu melalui hari yang dahsyat tersebut. “Kedua kaki seorang hamba tidak akan beranjak pada hari kiamat hingga ia ditanya mengenai umurnya di manakah ia habiskan, ilmunya di manakah ia amalkan, hartanya bagaimana ia peroleh dan di mana ia infakkan, dan mengenai tubuhnya di manakah usangnya.” HR. Tirmidzi no. 2417 Oleh karena itu, wajib bagi kita sebagai seorang hamba Allah, untuk senantiasan merenungi nikmat yang telah diberikan-Nya. Kemudian kita mensyukurinya dan mewujudkannya melalui amalan yang bermanfaat. Semoga Allah memasukkan kita ke dalam golongan orang-orang yang mulia, aamiin. Penyusun Uswatun Chasanah Psikologi UII Mutiara Hikmah Doa Syukur رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَدْخِلْنِي بِرَحْمَتِكَ فِي عِبَادِكَ الصَّالِحِينَ Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh. An-Naml [27] 19 Download Buletin klik disini

berikut ini adalah macam macam nikmat allah kecuali